Bicara Soal Taylor Swift, Luhut: Kita Indonesia Saja Yang Kurang Cerdas

Bicara Soal Taylor Swift, Luhut: Kita Indonesia Saja Yang Kurang Cerdas

RM.id  Rakyat Merdeka – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara soal konser Taylor Swift di Singapura, yang membikin banyak negara-negara Asia Tenggara kecewa. Singapura dianggap telah memonopoli konser, sehingga menjadi satu-satunya tujuan di Asia Tenggara, dalam konser dunia penyanyi asal Amerika Serikat (AS) itu.

“Kita Indonesia aja yang kurang cerdas menurut saya. Kalau orang bisa mem-book, ya kita book aja. Mesti bayar? Ya kita bayar. Apalah? Itu kan persaingan. Nggak ada yang salah itu. Ayo kalian bawa aja. Kalau ada masalah, beritahu saya,” kata Luhut melalui reels Instagramnya, Jumat (8/3/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Luhut juga menyampaikan pandangannya soal pelemahan ekonomi dunia yang terjadi sekarang ini.

“Kita paham betul sekarang, mengenai keadaan ekonomi global. China yang melemah karena properti, misalnya. Kemudian di Amerika, juga ada pelemahan karena hutang mereka juga banyak dan seterusnya. Bagaimana pun, itu pasti pengaruh ke kita,” papar Luhut.

Dia bilang, saat ini pemerintah sedang melakukan transformasi, yang menurutnya masif tanpa disadari. “Seperti e-katalog, itu kan transformasi, efisiensi, pembangunan yang berkualitas, pertumbuhan yang berkualitas, spending yang berkualitas,” urai Luhut.

“Jadi, bukan hanya sekadar supaya uang itu habis dibelanjakan. Sasarannya, juga harus jelas. Kita harus membuat pengukuran pada setiap suksesnya itu,” imbuhnya.

Efisiensi, kata Luhut, bisa dilakukan dengan digitalisasi. Misalnya, dalam penerimaan pajak royalti batubara. Dengan menggunakan Sistem Informasi Mineral dan Batubara (SIMBARA), penerimaan pajak royalti bisa naik puluhan persen. Dulu, ini adalah hal yang sangat sulit.

Sekarang, setiap orang yang punya tambang, harus masuk SIMBARA. Begitu masuk SIMBARA, pemilik lahan tambang akan otomatis membayar royalti, membayar pajak. Negara juga tahu jumlah produksinya, kadar, tujuan ekspor, kapan akan mengekspor, jenis kapal yang akan digunakan, dan seterusnya.

“Ini adalah satu sistem yang tidak pernah kita lihat sebelumnya. Dan ya pasti mengurangi korupsi. Sekarang sistem ini sudah mulai jalan. Kita bikin sistem untuk batubara dengan nikel, nanti jualan kelapa sawit. Presiden sudah arahkan, kita harus membuat peraturan yang betul-betul ada benang merahnya. Sehingga, kita tidak mau melihat peraturan yang mengunci peraturan lainnya,” papar Luhut.https://akuitwet.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*