1 Atau 2 Putaran Masih Misteri

Semua Capres Masih Harus Kerja Keras

Jumat, 19 Januari 2024 08:47 WIB

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan (tengah) bersama capres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kanan). (Foto: Antara)
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan (tengah) bersama capres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kanan). (Foto: Antara)

Merdeka – Di sisa waktu yang kurang dari sebulan jelang hari pencoblosan, apakah Pilpres 2024 akan digelar satu putaran atau dua putaran, masih misteri. Karena semua peluang masih terbuka, maka semua Capres kudu kerja keras kalau mau menjadi pemenang.

Kamis (18/1/2024), dua lembaga survei yang punya kredibilitas tinggi, sama-sama merilis hasil riset terbarunya. Kedua lembaga itu adalah Indikator Politik Indonesia dan LSI Denny JA.

Secara umum, hasil survei kedua lembaga itu, mirip-mirip. Dari tiga pasangan calon (paslon), belum ada paslon yang menembus elektabilitas di atas 50 persen. Di posisi pertama, ada Prabowo-Gibran. Di posisi runner up dan paling buncit, Indikator dan LSI Denny JA punya hasil yang berbeda.

Indikator Politik menempatkan Paslon nomor urut 02 Prabowo-Gibran di posisi teratas dengan elektabilitas 45,7 persen. Paslon 01 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di posisi kedua dengan 25,47 persen. Sedangkan Paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD jadi juru kunci dengan meraih 22,96 persen. Ada 5,78 persen responden tidak menjawab dan belum menentukan pilihan.

Survei dilakukan pada 30 Desember 2023 hingga 6 Januari 2024. Total responden 4.560 dengan sampel basis 1.200. Survei dengan wawancara tatap muka dan tidak langsung dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan, elektabilitas Prabowo mengalami kenaikan dari Oktober sampai November. Salah satu faktor yang mempengaruhi kenaikan elektabilitas itu ialah ditetapkannya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres.

Namun, saat elektabilitas Prabowo naik, elektabilitas Ganjar justru turun dan berlanjut sampai Januari. Padahal antara Jokowi dan Ganjar memiliki banyak kesamaan. Mulai dari sisi partai, asal wilayah, hingga sifat.

“Tapi ternyata darah lebih kental dari air. Orang melihat hubungan darah lebih mempengaruhi dibanding yang lain,” kata Burhan.

Elektabilitas Prabowo yang meningkat terlihat saat berpasangan dengan Gibran dengan 45,7 persen. Meski naik selama Oktober-Desember, dalam survei terakhir, elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran justru stagnan. Sementara Anies-Cak Imin cenderung naik dari survei sebelumnya menjadi 25,29 persen, menyalip Ganjar-Mahfud dengan 22,5 persen.

Melihat hasil tersebut, Burhan menyimpulkan, peluang Pilpres satu putaran atau dua putaran, masih sama-sama terbuka. Karena belum ada satu kandidat yang elektabilitasnya melebihi 50 persen.

Menurut dia, pilpres satu putaran terbuka jika elektabilitas Ganjar-Mahfud terus melorot hingga di bawah 20 persen.

“Karena jika elektabilitas Ganjar 20 persen ditambah Anies 28 persen, maka totalnya 48 persen. Hal tersebut dapat memperlebar potensi Pilpres 2024 satu putaran yang mana dimenangkan Prabowo,” kata Burhan.

Melihat hasil tersebut, Burhan menyimpulkan, peluang Pilpres satu putaran atau dua putaran, masih sama-sama terbuka. Karena belum ada satu kandidat yang elektabilitasnya melebihi 50 persen.

Menurut dia, pilpres satu putaran terbuka jika elektabilitas Ganjar-Mahfud terus melorot hingga di bawah 20 persen.

“Karena jika elektabilitas Ganjar 20 persen ditambah Anies 28 persen, maka totalnya 48 persen. Hal tersebut dapat memperlebar potensi Pilpres 2024 satu putaran yang mana dimenangkan Prabowo,” kata Burhan.

Jika pilpres berlangsung dua putaran, menurut Ardian, pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud terus bersaing ketat, dengan selisih di bawah margin of error. Sedangkan saat ini, Ganjar-Mahfud kembali melampaui Anies-Muhaimin.

Survei LSI Denny JA ini dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia. Dengan 1.200 responden, margin of error survei ini sebesar 2,9 persen.

Di tempat terpisah, Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menanggapi santai survei Indikator yang menyebut elektabilitas Prabowo-Gibran stagnan di 45 persen. “Ya biarin aja, ya lembaga survei, ya silakan aja. Namanya survei, kita hargai dan kita hormati lembaga survei atas jerih payahnya dan usaha kerasnya melakukan survei,” kata Nusron, di Medcen TKN Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Kamis (18/1).

Nusron menuturkan, pihaknya tetap akan bekerja keras. Baik hasil surveinya bagus ataupun tidak. Politikus Partai Golkar itu, tetap optimistis pasangan Prabowo-Gibran tetap akan memenangkan Pilpres satu putaran. “Soalnya, kehendak satu putaran itu bukan hanya kami. Yang menghendaki satu putaran ini rakyat, bukan hanya TKN,” cetusnya.

Jubir TPN Ganjar-Mahfud, Chicco Hakim mengatakan, setiap hasil survei akan menjadi catatan, tapi tidak akan dijadikan acuan. Apalagi, hasil survei Indikator berbeda jauh dengan yang terekam dalam survei internalnya yang dianggap lebih canggih.

Chicco mengatakan, pihaknya terus fokus memenangkan Ganjar-Mahfud tanpa mengubah strategi. “Kami tetap fokus bergerak tanpa mengubah strategi, karena menurut data kami. We are on the right track,” katanya.

Sementara itu, Capres nomor urut 01, Anies Baswedan mengatakan hasil jajak pendapat tersebut menandakan semakin banyak masyarakat yang perlu perubahan. Sehingga pihaknya semakin optimistis untuk memenangkan Pilpres 2024.

“Sekarang saya yakin makin banyak rakyat yang menginginkan perubahan. Itu kami temui kok di lapangan,” kata Anies, singkat.

Guru Besar Ilmu Politik Australian National University, Prof Marcus Mietzner mengatakan, selisih angka survei Prabowo dengan pesaingnya sudah sangat jauh sehingga bisa diprediksi hasil akhirnya tidak akan jauh berbeda. Hal tersebut disampaikan Marcus saat menanggapi hasil survei Indikator Politik Indonesia.

Apakah Pilpres 2024 akan berjalan 1 putaran? Marcus menilai belum bisa dipastikan. Namun kata dia, waktu menuju pencoblosan sangat pendek sekitar satu bulan sehingga kemungkinan untuk perubahan dinamika itu sangat kecil kecuali ada kejadian luar biasa yang bisa mengubah dinamika.

Apa yang bisa mengubah dinamika itu? Apakah debat? Menurut dia, debat tidak terlalu mempengaruhi pemilih. “Jadi mungkin perlu dianalisis, di cari apa yang bisa membuat perubahan. Karena debat tidak bikin perubahan drastis,” pungkasnya.https://akuitwet.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*